Search

Karantina di Rumah Bisa Picu Perubahan Pola Makan, Apa yang Harus Diperhatikan? - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Sebagai usaha untuk mencegah penyebaran virus corona salah satunya dengan melakukan karantina mandiri di rumah. Karena itu para pekerja dan pelajar diminta melakukan aktivitas belajar dan bekerjanya dari rumah. 

Karantina ini dikerjakan setidaknya dua minggu atau 14 hari sesuai dengan perkiraan masa inkubasi virus corona. 

Banyak manfaat memang yang bisa diperoleh dengan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home ( WFH). Namun, tersimpan sejumlah risiko dan ancaman di balik nyamannya WFH atau melakukan aktivitas di dalam rumah ini.

Pola makan

Salah satunya yang mungkin terjadi adalah asupan dan pola makan yang menjadi tidak terkontrol.

Jika bekerja dari kantor, sebagian besar akan menggunakan jam istirahat sebagai waktu untuk makan. Selain itu, aktivitas di luar rumah juga memungkinkan badan banyak bergerak. Lalu bagaimana dengan aktivitas bekerja di rumah?

Di sinilah permasalahannya, besar kemungkinan bekerja aktivitas dari rumah membuat kita semakin tidak teratur dalam hal makan.

Hal ini juga banyak disampaikan netizen melalui cuitan di Twitter, salah satunya ditulis oleh Wina di akun @bbucheendaysix.

"Semenjak wfh gue jadi pelupa gini. lupa kalo udah makan, rasanya pengin makan terus," tulisnya.

"Karna WFH ni, w jadi makan trs. Mau coba bikin brownies gluten free axh, buat keto friendly, semoga berhasil," tulis akun lainnya, @littlemissatiy.

Sesuaikan kebutuhan

Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen mengingatkan agar kita selalu makan sesuai dengan kebutuhan.

"Makan dengan kesadaran, bukan keisengan. Nganggur itu bahaya banget kalau larinya ke makan. Emotional nibbling," ujar Tan saat dihubungi Minggu (29/3/2020).

Ini berarti, asupan makanan atau minuman yang di luar dari kebutuhan kalori, seperti ngemil, atau sekadar mengisi waktu, menghilangkan bosan bekerja, dan sebagainya sebaiknya dihindari.

Adapun jenis makanan yang menurut dr. Tan harus dijauhkan saat karantina adalah makanan-makanan kemasan, atau makanan yang banyak mengandung gula, garam, dan lemak trans fat.

Sedangkan buah bisa menjadi salah satu makanan yang aman untuk dijadikan opsi, namun jika mengonsumsi dalam jumlah terlalu banyak itu pun sangat tidak dianjurkan.

"Ngemil buah pun bisa bahaya. High fructose intake. Fructose itu gula," sebutnya.

Jadi, dr. Tan menyarankan agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat seimbang untuk mendapatkan kualitas tubuh yang baik, meski tengah bekerja di rumah yang biasanya akan  mempengaruhi disiplin seseorang.

Let's block ads! (Why?)



"makan" - Google Berita
March 29, 2020 at 01:29PM
https://ift.tt/3byukLd

Karantina di Rumah Bisa Picu Perubahan Pola Makan, Apa yang Harus Diperhatikan? - Kompas.com - KOMPAS.com
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Karantina di Rumah Bisa Picu Perubahan Pola Makan, Apa yang Harus Diperhatikan? - Kompas.com - KOMPAS.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.