Merdeka.com - Jenis makanan yang dikonsumsi oleh orangtua bisa sangat menetukan masa depan anaknya. Sebuah penelitian terbaru mengungkap mengapa hal ini bisa terjadi.
Dilansir dari Medical Xpress, ketika orangtua mengonsumsi makanan rendah protein atau tinggi lemak, hal ini bisa berdampak masalah metabolisme pada anak mereka di usia dewasa. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan IKEN Cluster for Pioneering Research (CPR).
Perkembangan kesehatan dan penyakit merupakan hal yang menjadi fokus penelitian sebelum kelahiran. Sejumlah faktor seperti stres dan pola makan berdampak pada perkembangan penyakit ini ketika anak masuk usia dewasa.
Bukti eksperimental menunjukkan bahwa faktor lingkungan berdampak pada orangtua dalam mempengaruhi keturunan mereka sepanjang hidup. Secara khusus, pola makan rendah protein pada orang tua diketahui berhubungan dengan munculnya penyakit metabolik pada anak seperti diabetes.
1 dari 3 halaman
Fenomena ini disebut berhubungan dengan perubahan genetika yang berkaitan dengan DNA. Sebelumnya, masalah ini tidak diketahui secara jelas hubungannya.
Percobaan ini dilakukan Keisuke Yoshida dan Shunsuke Ishii dari RIKEN CPR pada tikus. Peneliti memberi makan tikus jantan dan betina dengan makan normal atau rendah protein kemudian dikawinkan.
Berdasar percobaan tersebut diketahui bahwa pola makan tikus jantang berpengaruh terhadap kesehatan anak di masa depan. Diketahui bahwa ketika tikus jantan rendah protein, terjadi pengaruh pada anak mereka.
2 dari 3 halaman
"Temuan yang paling mengejutkan adalah bahwa perubahan epigenetik disebabkan pola makan rendah lemak dari ayah tetap terjadi pada sperma dewasa selama spermatogenesis dan diturunkan pada generasi selanjutnya," terang Ishii.
Melalui percobaan pada tikus, penelitian ini membantu menjelaskan detail molekular terkait munculnya masalah kesehatan dan penyakit. Kondisi nutrisi ini bisa berujung penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup pada anak seperti diabetes.
3 dari 3 halaman
Sebagai tambahan, sangat mungkin untuk memprediksi perubahan metabolisme pada keturunan. Hal ini dilakukan dengan mengukur perubahan epigenetik pada gen yang diidentifikasi pada sel sperma paternal.
"Kami berharap orang-orang, terutama mereka yang memiliki nutrisi rendah karena pilihan, lebih menaruh perhatian pada pola makan ketika merencanakan untuk punya keturunan. Hasil penelitian kami menjelaskan bahwa pola makan dengan lebih banyak protein dan rendah lemak lebih sehat tidak hanya untuk tubuh namun juga pada sperma dan kesehatan anak di masa mendatang," tandas Ishii. [RWP]
Baca juga:
Membiarkan dan Meninggalkan Bayi Menangis Tidak Berdampak Buruk bagi Buah Hati
Obesitas Bisa Menular pada Remaja dengan Lingkungan yang Cenderung Gemuk
Pada Anak, Infeksi Virus Corona Tidak Bakal Parah Tapi Bisa Menyebar
Intermittent Fasting Bisa Tingkatkan Metabolisme Lemak dan Mencegah Penyakit Tertentu
Peneliti Kembangkan Lensa Kontak Baru yang Bisa Bantu Atasi Masalah Buta Warna
Bertingkah Macho Bisa Buat Pria Kesepian dan Rawan Sakit pada Usia Senja
"makan" - Google Berita
March 25, 2020 at 07:04PM
https://ift.tt/3ajRdC2
Pola Makan Ayah Bisa Pengaruhi Kondisi Sperma dan Kesehatan Anak di Masa Mendatang | merdeka.com - Merdeka.com
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pola Makan Ayah Bisa Pengaruhi Kondisi Sperma dan Kesehatan Anak di Masa Mendatang | merdeka.com - Merdeka.com"
Post a Comment