Menurut Jafar, awalnya Komunitas Melayu Aceh Malaysia (KMAM) yang dipimpin oleh Datuk Mansyur bin Usman bermaksud mengumpulkan bantuan pada satu titik, untuk disalur ke wilayah yang membutuhkan. Namun, setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, akhirnya diputuskan bantuan digalang di masing-masing kawasan dan disalurkan kepada masyarakat di sekitar kawasan dimaksud.
Pemberlakuan masa karantina atau lockdown di Malaysia sejak 18 Maret lalu, mulai berdampak pada kehidupan masyarakat. Warga pendatang maupun masyarakat tempatan, mulai kesulitan mendapatkan makanan, karena tidak bisa mencari nafkah seperti biasa. Informasi yang diperoleh Serambi, Sabtu (28/3/2020), buruh bangunan dan pekerja kasar asal Aceh salah satu kelompok yang paling merasakan pukulan dari aksi perang melawan wabah COVID-19 ini.
“Hari ini (kemarin-red) ada tujuh pekerja asal Aceh yang mengadu sudah empat hari tidak makan. Saat ini, kami hanya bisa memberikan bantuan seadanya seperti beras, minyak masak, kopi susu, gula, biskuit, telur, dan mi instan,” kata Presiden Gabungan Usahawan Acheh Malaysia (GUAM), Harris Bin Terry Sarava, kepada Serambi, kemarin.
Haris mengatakan, orang-orang yang mulai kesulitan mendapatkan makanan itu umumnya bekerja sebagai buruh bangunan di Banting Negeri Sembilan. Haris juga mengatakan, pihaknya masih membahas kemungkinan menggalang bantuan dari pemilik kedai runcit di masing-masing wilayah untuk membantu orang-orang yang mengalami kesulitan ini. “Sama ada orang Aceh maupun masyarakat Melayu tempatan yang mulai kesulitan, harus sama-sama kita bantu,” kata Haris.
Bagi-bagi bantuan
Sementara itu, Anggota Komunitas Aceh di Malaysia, Jafar Insya Reubee, melaporkan, kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pedagang kedai runcit atau kedai Aceh di Lembah Kelang, Malaysia.
Menurutnya, Sabtu (28/3/2020) siang, masyarakat dan pedagang kedai Aceh di Klang, Selangor, menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Melayu dan Aceh yang terkena dampak dari pemberlakukan lockdown. “Ada 450 paket bantuan yang kami salurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui pengurus masjid dan surau,” tulis Jafar Insya dalam pesan WhatsApp (WA). “Setiap paket berisi beras, minyak goreng, telur, tepung, susu, mi instan, dan lain-lain, dengan harga 50 Ringgit Malaysia,” tambah Jafar.
Jafar juga mengirimkan video dan beberapa foto kegiatan penyaluran bantuan dari pedagang kedai Aceh di Klang. Selain di Klang, sambung Jafar, para pedagang kedai Aceh di beberapa kawasan lain juga sudah mulai mengumpulkan bantuan untuk membantu meringankan beban masyarakat.
Menurut Jafar, awalnya Komunitas Melayu Aceh Malaysia (KMAM) yang dipimpin oleh Datuk Mansyur bin Usman bermaksud mengumpulkan bantuan pada satu titik, untuk disalur ke wilayah yang membutuhkan. Namun, setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, akhirnya diputuskan bantuan digalang di masing-masing kawasan dan disalurkan kepada masyarakat di sekitar kawasan dimaksud.
“Berdasarkan keizinan dari pihak polis, maka penggalangan bantuan dikoordinir oleh ketua kawasan masing-masing, di bawah payung Komunitas Aceh Malaysia,” kata Jafar Insya. Ia menambahkan, penggalangan dan penyaluran bantuan di masing-masing wilayah, dimaksudkan agar tidak ada pergerakan orang dan barang dalam jarak yang jauh.
"makan" - Google Berita
March 29, 2020 at 10:19AM
https://ift.tt/39pEYT9
Kisah Warga Aceh di Malaysia di Tengah Lockdown , Dari Kesulitan Makan Hingga Bagi-bagi Bantuan - Serambi Indonesia
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Warga Aceh di Malaysia di Tengah Lockdown , Dari Kesulitan Makan Hingga Bagi-bagi Bantuan - Serambi Indonesia"
Post a Comment