TEMPO.CO, Banyuwangi - Selain rujak soto, masyarakat Banyuwangi memiliki kuliner khas yang terkenal, nasi tempong. Kuliner ini bisa dengan mudah ditemui di sudut-sudut kota Banyuwangi, namun salah satu kedai nasi tempong yang melegenda adalah Nasi Tempong Mbok Wah.
Nasi Tempong Mbok Wah berada di Jalan Gembrung, Lingkungan Watu Ulo, Bakungan, Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Lokasinya berada di dalam gang sempit dan nyaris tersembunyi. Agar tak tersesat, pengunjung dari luar kota disarankan menggunakan bantuan navigasi untuk menemukan tempat ini.
Nasi tempong adalah jenis kuliner yang mengutamakan rasa pedas. Tempong sendiri bermakna “tampar”, yang memiliki pesan menyantap makanan ini akan merasakan sensasi ditampar.
Meski berada di dalam jalan kampung yang sempit, warung Mbok Wah sangat mudah dikenali. Salah satunya dari deretan kendaraan roda empat yang berjajar hingga puluhan meter dan memenuhi ruas jalan. Jika tak kebagian tempat, petugas parkir akan mengarahkan ke halaman rumah warga yang cukup jauh dari warung.
Perjuangan untuk menikmati satu porsi nasi tempong Mbok Wah ternyata tak mudah. Di hari libur, pengunjung harus rela antre menunggu giliran di lapak pemesanan. Panjang antrean ini bahkan bisa mencapai jalan raya di depan warung.
Sego Tempong Mbok Wah. Foto: @mangantokkk
Meski daya tampung tempat makan cukup lega, padatnya antrean kurang membuat nyaman pengunjung. Setiap pengunjung seperti diburu waktu untuk memilih menu yang cukup banyak di meja saji. Mulai ikan patin, bandeng, lele, ayam goreng, cumi, dan sayuran.
Tempongnya berupa sambal yang ditambahkan di atas piring dengan rasa yang sangat pedas. Selain pramusaji yang melayani pemesanan menu, ada satu lagi karyawan Mbok Wah yang terus bekerja. Ia adalah pembuat sambal.
Perempuan ini berdiri di belakang pramusaji dengan menghadap cobek besar berisi penuh bahan-bahan pembuat sambal. Seperti tomat segar, cabe, garam, dan gula pasir yang terlihat menggunung di sudut cobek. Selain pedas, rasa sambal ini juga cenderung manis. Inilah ciri khas nasi tempong Mbok Wah.
Untuk pemesan perseorangan, jumlah sambal yang dituangkan cukup dua sendok makan. Sedangkan konsumen rombongan akan mendapatkan satu piring sambal untuk dipakai bersama.
Satu porsi nasi tempong terdiri dari nasi putih, sayur bening, lauk sesuai pilihan, dan sambal tomat mentah. Jika tak terlalu tahan pedas, jangan coba-coba melahap sambal Mbok Wah cukup banyak. Karena rasanya benar-benar seperti ditampar. Pedas banget.
Satu porsi nasi tempong dibanderol Rp25.000, di luar tambahan minum dan kerupuk. Buka tiap hari mulai pukul 08.00 – 23.00 WIB, warung ini tak pernah kehabisan pelanggan. Paling apes adalah kehabisan menu yang kita incar.
Popularitas nasi tempong Mbok Wah memang tak diragukan. Deretan mobil yang berjajar di dalam gang mayoritas milik pengunjung luar kota. Mereka mengetahui warung ini dari mulut ke mulut dan media sosial.
Sego Tempong Mbok Wah menawarkan nasi tempong berlauk udang. Foto: @njajan_jatim
Salah satunya Frida Nurma Zahnia, yang datang dari Kediri untuk menjajal kenikmatan nasi tempong ini. “Banyak teman yang mengunggah tempat ini di medsos. Ternyata tak mengecewakan,” ujar ibu tiga anak ini.
Selain nasi tempong, pemburu kuliner di Banyuwangi juga bisa menjajal ayam pedas yang tak kalah menampar. Jumlah penjual ayam pedas cukup banyak, meski harus pandai memilih tempat yang representatif. Selamat makan.
HARI TRI WASONO
"makan" - Google Berita
January 05, 2020 at 10:53PM
https://ift.tt/2sGfCkO
Makan Kuliner dari Banyuwangi Ini, Rasanya Seperti Ditampar - Tempo
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Makan Kuliner dari Banyuwangi Ini, Rasanya Seperti Ditampar - Tempo"
Post a Comment